Y2F. Media — Hariyanto Supriyadi, atau yang akrab disapa Ian, bukan sekadar mahasiswa biasa. Pemuda asal Bengkulu ini menggabungkan kecintaannya pada alam, dunia kepramukaan, dan literasi dalam sebuah misi pengabdian yang nyata. Sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Ian percaya bahwa kata-kata dan buku bisa menjadi jendela dunia bagi anak-anak di sekitarnya.
Sejak SMP, Ian aktif di Pramuka. Meski sempat berhenti sejenak, ia kembali dan kini menjadi pembina pendamping di gugus depannya. Bagi Ian, Pramuka bukan hanya petualangan, melainkan juga sarana untuk berbagi pengetahuan dan membentuk karakter. Ia memadukan ilmu dari kampus dengan pengalaman lapangan untuk menularkan semangat belajar kepada generasi muda.
Namun, ambisinya tidak berhenti di situ. Ian ingin mendirikan taman baca di lingkungannya—sebuah ruang belajar bagi anak-anak yang belum lancar membaca, menulis, atau berhitung. Ia melihat literasi sebagai fondasi penting dalam membangun masa depan. Di tengah tantangan rendahnya minat baca, Ian berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi dengan menyediakan akses dan pendampingan belajar.
Sebagai calon pendidik, Ian yakin bahwa buku dan cerita dapat membuka cakrawala anak-anak. “Saya ingin mereka tahu, mereka punya kesempatan untuk bermimpi,” ujarnya. Dengan semangat itu, ia terus bergerak, dari kaki gunung hingga sudut-sudut kampung, membawa perubahan lewat langkah-langkah kecil yang penuh makna.