Y2F.Media — Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, banyak dari kita dipaksa menghadapi perubahan besar dalam hidup. Salah satunya saya sendiri, yang tepat satu bulan lalu mendapatkan kabar bahwa pekerjaan saya tidak lagi dilanjutkan begitu saja. Sebuah pukulan yang cukup dalam, bukan hanya dari sisi finansial, tetapi juga psikologis dan emosional. Ada rasa bingung, cemas, dan kehilangan arah, namun di tengah kekosongan itu, muncul sebuah pertanyaan penting: apa yang bisa saya lakukan sambil menunggu kesempatan baru?
Saya tidak ingin hanya diam, saya ingin tetap bergerak, belajar, dan berkontribusi sekecil apa pun. Dari situ, lahirlah sebuah inisiatif yang saya beri nama #IndonesiaMengejarDigital, sebuah gerakan yang dibangun bersama rekan saya, Fahmi Fauzi seorang programmer yang terkena dampak dari ketidakpastian ekonomi saat ini, dari sebuah keyakinan sederhana: masa jeda bukan berarti berhenti, melainkan waktu untuk bertumbuh dan memberi kembali.
Latar belakang utama lahirnya gerakan ini tidak hanya berasal dari pengalaman pribadi, tapi juga dari kesadaran atas realitas besar di negeri ini yang dimana dalam 10 tahun saya bergerak di bidang Youth Economic and Empowerment untuk anak muda disabilitas, anak muda yang rentan dan kurang mampu. Saat ini, banyak Generasi Muda dan UMKM masih banyak tertinggal dalam digitalisasi. Kita tahu kalau Indonesia memiliki lebih dari 65 juta pelaku UMKM, yang menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja di tanah air. Namun, di tengah besarnya potensi ini, hanya sebagian kecil dari UMKM yang benar-benar terhubung dengan teknologi digital secara efektif. Padahal, data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 220 juta jiwa pada tahun 2024. Pertumbuhan digital ini adalah peluang besar tetapi juga menjadi ancaman bagi mereka yang tertinggal.
Melihat fakta tersebut, kami merasa perlu untuk menciptakan ruang belajar digital yang terjangkau dan inklusif. Kami mulai mengembangkan sistem sederhana yaitu www.indonesiamengejardigital.com walau belum sempurna, tetapi cukup untuk memulai. Di dalamnya terdapat sistem e-learning, penjadwalan mentoring antara tutor dan mentee, dashboard pembelajaran, serta pelacakan perkembangan belajar. Sistem ini kami bangun sepenuhnya secara mandiri dan dikerjakan hanya oleh dua orang, di tengah segala keterbatasan sumber daya dan pembiayaan.
Kami sadar bahwa teknologi bukan satu-satunya jawaban, tetapi ini adalah alat penting untuk mempercepat pemerataan akses terhadap ilmu dan kesempatan. #IndonesiaMengejarDigital dirancang agar siapa pun baik pelajar, pekerja yang sedang re-skilling, maupun pelaku UMKM bisa mengakses pembelajaran digital dengan mudah dan relevan dengan kebutuhan mereka.
Sebagai individu yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan program pendidikan, pelatihan, dan digitalisasi sektor sosial, saya menyadari bahwa tidak cukup hanya menjadi fasilitator perubahan dari dalam sistem formal. Justru dari pengalaman kehilangan dan transisi inilah saya ingin membangun sesuatu yang organik, yang lahir dari kebutuhan nyata di lapangan, dan dijalankan dengan semangat gotong-royong.
Gerakan ini bukan tentang saya. Ini tentang kita. Tentang siapa pun yang sedang mengalami masa transisi dan bertanya-tanya ke mana arah selanjutnya. #IndonesiaMengejarDigital ingin menjadi pengingat bahwa masa sulit bisa melahirkan sesuatu yang bermakna. Dan bahwa transformasi digital bukan hanya milik kota besar atau perusahaan besar, tetapi juga hak setiap individu yang ingin tumbuh.
Kami akan terus menyempurnakan sistem ini. Kami tahu jalannya panjang, tetapi kami percaya ini layak diperjuangkan. Karena ketika dunia melambat, justru di situlah kita bisa memilih untuk bergerak lebih dalam—belajar, berbagi, dan membangun kembali, bersama-sama.
Kontributor: Ahmad Nauval Firkai – Founder Indonesia Mengejar Digital
Editor: Tim Y2F