Y2F.Media — ulukan Kota Kembang kini menghadapi tantangan serius. Bandung, yang dikenal dengan udara sejuknya, kini makin terasa “hareudang” (panas) akibat masalah lingkungan yang salah satunya dipicu oleh volume sampah makanan yang menggunung. Namun, di tengah masalah ini, komunitas Gen Z di Bandung muncul sebagai pahlawan lingkungan dengan solusi yang cerdas dan aplikatif.
Sampah makanan atau food waste telah menjadi kontributor besar terhadap masalah lingkungan, terutama dalam menghasilkan gas metana yang memperparah efek rumah kaca. Di kota metropolitan seperti Bandung, volume sisa makanan dari rumah tangga, restoran, dan pasar sangat besar, menambah beban tempat pembuangan akhir.
Melihat krisis tersembunyi ini, komunitas Gen Z di Bandung mengambil tindakan nyata. Mereka tidak hanya berfokus pada kampanye kesadaran, tetapi juga pada praktik pengelolaan sampah makanan yang bisa dilakukan sehari-hari.
Komunitas Gen Z ini menggunakan pendekatan yang sangat humanize dan relevan dengan gaya hidup anak muda. Mereka mengajarkan metode pengolahan sampah makanan yang sederhana, seperti teknik komposting cepat di perkotaan atau mengubah sisa makanan menjadi produk yang bernilai guna, seperti pakan ternak atau pupuk cair.
Kegiatan yang mereka lakukan sering dikemas dalam bentuk workshop santai atau tantangan di media sosial, membuat isu lingkungan menjadi lebih menarik dan mudah diikuti oleh teman-teman sebaya. Fokus mereka adalah mendorong perubahan perilaku dari tingkat individu dan rumah tangga.
Inisiatif ini membuktikan bahwa Gen Z tidak hanya peduli, tetapi juga proaktif dalam mencari solusi nyata atas masalah lingkungan. Mereka mengubah sampah makanan, yang dianggap beban, menjadi sumber daya yang berharga, sekaligus mendinginkan kembali suasana “hareudang” di Kota Bandung.
