Event

Belajar Keberagaman dan Toleransi dari Kampung Sawah

Y2F.Media — Disaat banyaknya kasus intoleran di negeri ini ada satu tempat yang perlu kita belajar ketika bicara toleransi dan keberagaman.

Itulah yang menjadi pokok pembelajaran dari walking tour keberagaman yang digelar oleh Komunitas Mending Liburan dan Gusdurian Bekasi Raya yang mengajak peserta melihat dan belajar mengenai keberagaman di segitiga emas Kota Bekasi yang bernama Kampung Sawah.

Di Kampung Sawah ini terdapat satu masjid, pesantren, Gereja Katolik dan Kristen Protestan yang mana masyarakatnya sejak dahulu kala sudah hidup rukun dan saling menghormati.

Pimpinan Masjid Agung Al Jauhar Yasfi, KH Rahmadin Afif atau dipanggil Abah Din ini mengatakan bahwa saudaranya juga banyak yang beragama Kristen dan Katolik hidup rukun.

Bahkan ketika ada kegiatan keagamaan seperti Lebaran atau perkawinan, jemaat Gereja GKP Kampung Sawah dan Gereja Katolik Santo Servatius pun ikut membantu misalnya mengamankan lalu lintas dan keamanan begitu juga sebaliknya.

Selain itu di Kampung Sawah juga terutama Gereja Katolik Santo Servatius yang masih memegang tradisi Betawi di setiap kegiatan ibadah seperti ibadah sedekah bumi dengan ornamen Betawi dan dihadiri banyak pihak.

Bahkan gereja ini pernah dikunjungi oleh Wakil Dubes AS untuk Indonesia tahun 2012 Ted Osius dan juga Dubes Amerika saat ini Yang Mulia Ibu Kamala Shirin Lakhdir yang adalah seorang Hindu yang datang dan melihat secara langsung prosesi perayaan Malam Natal di Gereja ini.

Bahkan ketika kami tiba pun disambut dengan barisan pagar ayu dengan busana Betawi dan tarian yang dipersembahkan oleh Komisi Orang Muda Katolik atau OMK selain mendengarkan tentang sejarah gereja tersebut melalui mural pada dinding komplek Gereja.

Sementara di GKP Kampung Sawah yang menjadi ‘saudara tertua’ di wilayah ini karena telah berusia 151 tahun pada 15 Juni lalu ini juga mengangkat keberagaman dengan adanya media radio, koran dan majalah sebagai sarana komunikasi dan informasi warga Kampung Sawah selain badan komunikasi lalu lintas.

Dan kegiatan walking tour keberagaman ini ditutup di Pesantren atau rumah Singgah Aksara Pinggir yang dibangun oleh para alumni dengan ideologi dari Pesantren Lirboyo, Kediri, di pesantren ini juga memberikan pengajaran kepada anak anak sekitar untuk belajar mengaji dan juga beberapa mahasiswa asing seperti dari Armenia, Korea Selatan belajar agama dan mengenal keberagaman di pesantren dan wilayah ini.

Dengan belajar dari Kampung Sawaah, kita bisa mengambil pesan bahwa tiap agama memiliki aturan sendiri namun yang perlu dijunjung adalah istiadat dan etika.

___

Kontributor : Rhesa Lorca
Editor : Y2F.Media


>> Gabung di Channel WhatsApp 👉 Y2F Media <<
Shares:
Show Comments (0)
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × 5 =