Y2F.Media — Fellix Rimba adalah sosok muda berdedikasi tinggi yang telah lama menaruh perhatian besar terhadap isu-isu lingkungan hidup. Kiprahnya dimulai sejak usia belia, ketika ia meraih Juara 3 Lomba Pidato Lingkungan Hidup Tingkat Nasional saat duduk di bangku SMA, sebuah pencapaian awal yang menandai komitmennya dalam memperjuangkan keberlanjutan bumi.
Kecintaannya terhadap lingkungan terus berkembang dalam jalur akademiknya. Saat menempuh pendidikan S1, ia menaruh minat khusus terhadap pembelajaran dan penelitian lingkungan yang ia buktikan lewat skripsinya mengenai sikap sadar lingkungan. Konsistensinya berlanjut di jenjang S2 Pendidikan Geografi dengan konsentrasi lingkungan, di mana ia menyusun tesis bertema kemampuan pemecahan masalah lingkungan hidup. Pendekatan ilmiah ini memperkuat visinya dalam membentuk generasi yang tidak hanya sadar, tetapi juga tanggap terhadap persoalan ekologi.
Tidak hanya di ruang akademik, Fellix juga aktif dalam berbagai program kepemimpinan dan advokasi lingkungan. Ia terpilih sebagai 1 dari 20 peserta terbaik dari 300 peserta dalam ajang Green Leadership Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dedikasi tersebut berpuncak pada kepercayaan sebagai Duta Lingkungan Indonesia 2024, sebuah amanah nasional yang mencerminkan kredibilitasnya sebagai wajah generasi muda peduli lingkungan.
Fellix juga merupakan penggagas advokasi lingkungan Budiku Negeri, sebuah gerakan berbasis budaya, pendidikan, dan lingkungan yang mengedepankan pendekatan kolaboratif lintas sektor. Ia turut menginisiasi gerakan sosial Risalah Dedaunan, bersama 10 pemuda inspiratif dari Kota Bogor yang berjuang membawa pesan ekologi melalui aksi nyata di masyarakat.
Kini, Fellix Rimba mengabdikan diri sebagai Dosen Muda Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Manado, dengan dedikasi tinggi terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang lingkungan hidup. Dengan semangat juangnya yang tercermin dari motto hidupnya, “Hidup yang tidak diperjuangkan tidak akan dimenangkan”, Fellix terus menapaki jalur akademik dengan cita-cita besar: menjadi Profesor dengan kepakaran di bidang Pendidikan Lingkungan.
Fellix membuktikan bahwa aktivisme lingkungan tidak hanya berbicara tentang idealisme, tetapi juga tentang konsistensi, keilmuan, dan aksi nyata demi masa depan bumi yang lebih lestari.