Y2F.Media — Timnas Indonesia harus menelan pil pahit kekalahan 0-6 saat menghadapi Jepang dalam laga penyisihan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Panasonic Suita. Walaupun Jepang tidak menurunkan skuad terbaiknya, Tim Garuda tampak kesulitan menciptakan peluang berarti, sementara Emil Audero dipaksa bekerja keras menangkis gempuran lawan.
Usai laga, pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, secara terang-terangan mengakui bahwa timnas Indonesia memang pantas kalah. Kluivert menekankan bahwa kekalahan ini adalah tanda penting bahwa Timnas Indonesia harus bekerja lebih keras di masa mendatang. “Apa yang saya pelajari dari kekalahan ini adalah bahwa kita harus menghormati kualitas lawan,” tutur Kluivert kepada wartawan dalam konferensi pers usai laga.
Ia melihat banyak pelajaran berharga dari pertandingan melawan Samurai Biru.
Meskipun Tim Garuda telah melakukan persiapan matang dan mempelajari permainan Jepang, Kluivert mengakui bahwa kualitas individu pemain Jepang yang berlaga di berbagai liga top dunia memang berada di level yang berbeda.
“Kami sudah mempelajari Jepang dengan sangat baik, tapi kalau sebuah negara punya pemain luar biasa yang bermain di level tinggi di berbagai liga dunia, ya begitulah adanya,” jelasnya. “Kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi itu tidak cukup.”
Kekalahan ini menjadi pengingat bagi skuad Garuda untuk segera melakukan perbaikan, mengingat kekuatan tim-tim yang akan dihadapi di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia. Putaran keempat sendiri dijadwalkan pada bulan Oktober mendatang, namun lokasi penyelenggaraannya, apakah di Arab Saudi atau Qatar, masih belum dipastikan.
Kluivert menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh pasca-kekalahan ini. Ia menyadari bahwa timnas masih memerlukan peningkatan signifikan untuk bisa bersaing di level yang lebih tinggi. “Kita bisa bercerita panjang lebar soal ini, tapi kenyataannya Jepang memang satu level di atas kami malam ini,” ucap mantan bintang Barcelona itu. “Kita harus mengakui itu dan terus melangkah.”
Kekalahan ini, bagi Kluivert, adalah sebuah pelajaran mahal yang harus diresapi untuk kemajuan tim di masa depan.
