BeritaInspirasi

Kisah Gadis Jakarta yang Tak Sengaja Main Tenis, Kini Jadi Kebanggaan Indonesia di Kancah Dunia

Y2F.Media — Dunia tenis dikejutkan oleh penampilan gemilang seorang gadis dari Jakarta, Janice Tjen, di Grand Slam US Open 2025. Lulusan Sosiologi dari Pepperdine University ini, yang baru setahun lalu menyelesaikan studinya, berhasil mencuri perhatian sebagai salah satu dari 12 pemain yang lolos kualifikasi. Debutnya di level tur Grand Slam ini langsung berbuah manis dengan menumbangkan petenis peringkat 25 dunia, Veronika Kudermetova.

Perkembangan karier Tjen sungguh luar biasa. Dari tanpa peringkat pada Mei lalu, ia melesat ke peringkat 149 dunia pekan ini setelah memenangkan 100 dari 113 pertandingan dan mengantongi 13 gelar ITF. Namun, pertandingan melawan Kudermetova merupakan lompatan level yang signifikan. Ini bukan hanya debut Tjen di level tur, tetapi juga pertama kalinya ia menghadapi lawan dari 50 besar. Tjen merespons dengan gemilang, mengalahkan Kudermetova 6-4, 4-6, 6-4, sekaligus menyiapkan pertemuan putaran kedua yang seru dengan Emma Raducanu.

Kemenangan ini membawa Tjen mengukir sejarah bagi tenis putri Indonesia. Ia menjadi petenis putri Indonesia ketujuh yang berlaga di babak utama Grand Slam di Era Terbuka, dan berhasil mengakhiri paceklik gelar:

Petenis putri Indonesia pertama yang memenangkan pertandingan Grand Slam sejak Angelique Widjaja di Roland Garros 2023.

Petenis putri Indonesia pertama yang mengalahkan pemain 30 besar sejak Angelique Widjaja mengalahkan Patty Schnyder di Indian Wells 2003.

Petenis putri Indonesia pertama yang memenangkan pertandingan babak utama AS Terbuka sejak Angelique Widjaja mengalahkan Anna Kournikova di putaran pertama 2002.

Tjen mengungkapkan kebanggaannya, “Saya bangga bisa melakukan ini untuk negara saya.” Ia berharap penampilannya dapat menginspirasi lebih banyak anak muda Indonesia untuk bermain tenis.

Kisah Tjen bermula secara tidak sengaja. Ia dibujuk oleh temannya, Priska Nugroho, untuk mencoba olahraga ini. Orang tuanya pun mendukung, “Orang tua saya hanya bilang, ‘Ya, main saja, olahraga saja,’ jadi saya tidak akan berdiam diri di kamar tanpa melakukan apa-apa,” kenang Tjen.

Melawan Kudermetova, Tjen menampilkan gaya permainan “throwback” yang jarang ditemui: pukulan backhand slice, forehand kuat yang mematikan, dan hasrat untuk mencapai net. “Saya dan pelatih saya telah melatihnya,” kata Tjen puas. Gaya permainannya mengingatkan pada mantan petenis nomor 1 dunia Ashleigh Barty, yang diakui Tjen sebagai panutannya. “Saya akan menonton sedikit pertandingannya dan mencoba meniru apa yang cocok untuk saya,” pungkasnya.


>> Gabung di Channel WhatsApp 👉 Y2F Media <<
Shares:
Show Comments (0)
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × three =