Y2F.Media — Ketika banyak pemuda memilih berkarier di kota besar, Panji Aziz Pratama justru menempuh jalan berbeda. Pemuda kelahiran Serang ini memilih kembali ke kampung halamannya untuk membangun masa depan anak-anak pelosok Banten. Di usia 29 tahun, Panji telah menciptakan perubahan nyata melalui gerakan pendidikan yang ia rintis sejak kuliah: Istana Belajar Anak Banten (Isbanban).
Semua berawal dari aksi sederhana saat banjir melanda Serang pada 2013. Panji dan teman-temannya menggalang donasi buku untuk anak-anak korban banjir. Dari kegiatan itu, lahirlah sebuah perpustakaan mini — cikal bakal dari Isbanban. Kini, gerakan tersebut telah menjangkau 8 desa di 7 kabupaten/kota di Banten, menyentuh lebih dari 450 anak.
Isbanban tak hanya membangun taman baca. Mereka juga menyediakan bimbingan belajar, mentoring, hingga beasiswa untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Sekitar 225 pelajar SMP hingga SMA telah mendapatkan bantuan pendidikan berkat program ini. Beberapa di antaranya bahkan berhasil melanjutkan ke perguruan tinggi.
Kiprah Panji mendapat pengakuan luas. Ia masuk daftar 60 Global Changemakers dan terpilih mengikuti program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Amerika Serikat. Namun bagi Panji, pencapaian terbesar adalah melihat anak-anak di kampungnya kembali bermimpi.
Isbanban terus berkembang sebagai gerakan berbasis kerelawanan. Panji kini tengah mempersiapkan penguatan organisasi dan infrastruktur, termasuk gagasan membangun sekolah asrama untuk wilayah-wilayah terpencil di Banten.