Opini

Tak Mau Tergantikan? Kuasai 2 Skill Ini Sebelum AI Ambil Alih Pekerjaanmu

Y2F.Media — Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), banyak pekerja khawatir posisi mereka akan tergantikan oleh mesin. Namun, penelitian terbaru menunjukkan ada dua keterampilan yang justru membuat seseorang semakin berharga di era otomatisasi: kemampuan memanfaatkan AI dan keahlian membangun jaringan profesional.

Berdasarkan laporan World Economic Forum 2025, 97 juta lapangan kerja baru akan tercipta sebagai hasil kolaborasi antara manusia, mesin, dan algoritma. “Yang dicari perusahaan sekarang adalah pekerja yang bisa menjadi ‘penerjemah’ antara kebutuhan bisnis dan solusi teknologi,” jelas Dr. Rina Mahdiana, pakar masa depan kerja dari Universitas Indonesia.

Skill pertama yang wajib dikuasai adalah literasi AI. Bukan berarti harus menjadi programmer, tapi memahami cara kerja tools seperti ChatGPT, Midjourney, atau AutoML untuk meningkatkan produktivitas. Contoh nyata datang dari industri kreatif, dimana desainer yang menguasai AI tools bisa menghasilkan karya 10x lebih cepat dengan kualitas sama.

Namun, teknologi saja tidak cukup. Skill kedua yang tak kalah penting adalah kemampuan membangun jaringan manusia (human networking). “AI mungkin bisa menganalisis data, tapi tidak bisa membangun trust dan hubungan emosional yang tulus,” ujar Andi Wijaya, CEO startup teknologi ternama.

Faktanya, 85% lowongan pekerjaan level menengah-atas masih diisi melalui referensi jaringan profesional. LinkedIn juga melaporkan bahwa profesional dengan jaringan kuat memiliki peluang promosi 6x lebih besar.

Kombinasi kedua skill ini menciptakan nilai unik. Ambil contoh seorang marketing specialist yang menggunakan AI untuk analisis pasar sekaligus memanfaatkan jaringan untuk eksekusi strategi. Atau HR professional yang memakai tools screening otomatis tapi tetap mengandalkan koneksi untuk rekrutmen level eksekutif.

“Di era dimana informasi mudah didapat, justru hubungan manusia dan kemampuan berpikir kritis menjadi pembeda utama,” tambah Dr. Mahdiana. Pelatihan hybrid yang menggabungkan technical skill dengan soft skill kini menjadi tren utama di perusahaan-perusahaan progresif.

Kabar baiknya, kedua kemampuan ini bisa dipelajari siapapun – baik yang berlatar belakang teknis maupun non-teknis. Yang diperlukan hanya kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan zaman.


>> Gabung di Channel WhatsApp 👉 Y2F Media <<
Shares:
Show Comments (0)
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × 2 =