Y2f.media — PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) resmi mencatatkan saham perdananya melalui initial public offering (IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (25/3). Dalam debutnya, saham FORE langsung melesat dengan kenaikan mencapai 34,04%, dibuka diharga Rp252 per lembar saham. Perusahaan yang bergerak di sektor penyedia kopi ini kini resmi menjadi emiten ke-12 yang mencatatkan sahamnya sepanjang tahun 2025.
Sebanyak 1,88 miliar lembar saham yang merepresentasikan 21,08% dari total modal ditempatkan dan disetor telah dilepas oleh FORE, dengan harga penawaran kepada publik berkisar antara Rp160 hingga Rp202 per lembar. Ini menjadi langkah strategis bagi perusahaan yang diharapkan mampu meraih dana segar mencapai Rp353,44 miliar melalui penawaran ini.
Dari hasil pelaksanaan IPO ini, Komisaris Utama FORE, Willson Cuaca, menyatakan bahwa perusahaan mendapat respons luar biasa dengan oversubscribe sebanyak 200,63 kali. “Sebanyak 114.873 investor menunjukkan antusiasme luar biasa meski situasi IHSG terkoreksi saat itu,” ungkap Willson dalam sambutan resminya di BEI.
Meski IHSG mengalami fluktuasi, pencapaian saham FORE menunjukkan ketahanan perusahaan di pasar modal. Dari 28,06 poin pada pembukaan, IHSG mulai menunjukkan pemulihan dan kembali memasuki zona hijau.
Rencananya, 76% dari dana yang berhasil dihimpun akan digunakan untuk membuka sekitar 140 outlet baru, yang mencakup perencanaan outlet jenis flagship hingga satellite seiring dengan penguatan ekspansi pemasaran. Alokasi dana yang cermat ini diperkirakan akan berjalan bertahap dari tahun 2025 hingga 2026.
Sementara itu, performa bisnis FORE pun menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, dengan pertumbuhan penjualan sebesar 42% dalam periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Hal ini menjadikan Fore Kopi sebagai pemain dominan di pasar industri kopi, baik secara domestik maupun internasional.
Dengan memanfaatkan tren budaya konsumsi kopi yang terus berkembang di Indonesia, yang cenderung mengarah pada cafe dan outlet kopi, FORE optimis untuk menjaga momentum pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.