Y2F.Media — Harga emas di pasar saat ini terus menunjukkan tren yang meningkat. Hari ini, harga emas Antam di salah satu toko terkenal, Cikini Gold Center, Jakarta Pusat, mencapai Rp 1,9 juta per gram.
Hal ini membuat masyarakat berbondong-bondong untuk membeli logam mulia sebagai bentuk investasi. Penjaga toko, Rofa, menyebutkan bahwa tingginya minat dari pembeli mengakibatkan stok emas semakin menipis, terutama untuk tipe “redmark” yang diproduksi oleh Antam sejak tahun 2020.
Dalam pengamatan Rofa, banyak pembeli mencari pecahan emas yang lebih kecil, seperti 0,5 gram, 1 gram, sampai dengan 5 gram. Dia melaporkan bahwa saat ini, harga jual emas per gram di tokonya ada di level Rp 1.910.000 dengan buyback di angka Rp 1.731.000 per gram.
Menurut Rofa, harga tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang tertera di situs resmi logam mulia Antam, yang sering hanya menunjukkan harga jual terendah dan belum menginclude pajak yang berlaku. Kondisi ini diakui Rofa terpengaruh oleh semakin berkurangnya stok logam mulia di pasar.
“Karena jumlah stok yang kian menipis membuat harga logam mulia di toko ini juga tinggi,” ujar Rofa.
Ia melanjutkan bahwa semakin sedikit produk yang tersedia di pasaran, semakin mahal harga jual di toko karena banyaknya permintaan.
Sementara itu, berdasarkan data dari situs logam mulia Antam, harga emas sempat mencapai rekor tertinggi Rp 1.836.000 per gram pada awal bulan ini, tetapi sejak saat itu harga mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.754.000 per gram. Harga buyback logam mulia Antam juga mengalami penurunan, berada di angka Rp 1.604.000 per gram.
Fakta bahwa banyak orang beralih ke investasi emas di tengah ketidakpastian ekonomi tampaknya menjadi respon yang alami.
Emas, yang dikenal sebagai aset aman, memberikan alternatif yang menarik bagi masyarakat yang ingin melindungi nilai aset mereka dari inflasi dan ketidakstabilan pasar.
Dengan permintaan yang begitu tinggi, dapat dipastikan bahwa permainan pasar ini akan terus berlangsung.
