Y2F.Media — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menghadirkan terobosan baru dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 dengan meluncurkan Program Sekolah Kemitraan. Inisiatif ini memungkinkan siswa dari keluarga kurang mampu mengakses pendidikan di SMA/SMK swasta secara gratis, dengan seluruh biaya ditanggung oleh pemprov. Program yang menargetkan 5.000 peserta ini menjadi angin segar bagi keluarga yang kesulitan secara ekonomi namun ingin memberikan pendidikan berkualitas bagi anak-anak mereka.
Prioritas utama program ini diberikan kepada calon murid yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan status Prioritas 1 hingga 3. Jika masih tersedia kuota, program akan diperluas untuk menyasar anak disabilitas, penghuni panti asuhan, dan anak tidak sekolah (ATS). Kriteria ketat ini diterapkan untuk memastikan bantuan tepat sasaran bagi yang paling membutuhkan. Proses pendaftarannya sendiri berjalan paralel dengan SPMB reguler, mulai 12-17 Juni 2025.
Tidak semua sekolah swasta bisa berpartisipasi dalam program ini. Pemprov Jateng telah menyeleksi 139 sekolah (53 SMA dan 86 SMK) yang memenuhi standar khusus, termasuk akreditasi minimal B, kelengkapan sarana prasarana, dan kesediaan menandatangani perjanjian kerjasama. Sekolah-sekolah khusus seperti SMK boarding, sekolah luar biasa, dan beberapa sekolah dengan karakteristik khusus dikecualikan dari program ini.
Jadwal SPMB Jateng 2025 telah dirilis secara lengkap. Proses dimulai dengan pengajuan akun pada 26 Mei-10 Juni, diikuti serangkaian tahapan hingga pengumuman hasil seleksi utama pada 20 Juni. Bagi yang tertarik, daftar sekolah peserta dan informasi detail bisa diakses melalui portal resmi Pemprov Jateng.
Program Sekolah Kemitraan ini tidak hanya tentang pemerataan pendidikan, tetapi juga upaya strategis untuk meningkatkan kolaborasi antara pemerintah dan sekolah swasta. Dengan skema pembiayaan penuh dari pemprov, program ini diharapkan bisa mengurangi angka putus sekolah sekaligus memberikan alternatif pendidikan berkualitas di luar sekolah negeri yang daya tampungnya terbatas. Bagi calon peserta yang memenuhi kriteria, program ini menjadi peluang emas untuk mengenyam pendidikan tanpa terbebani biaya.