Y2F. Media — Panel kedua dari workshop “Membangun Bioekonomi Restoratif Tanah Papua di awali dengan pemaparan best practices atau praktek-praktek baik dalam membangun ekonomi restoratif di tanah Papua dilaksanakan kembali pada hari Kamis, 4 September 2025.
The Irian Jaya Join Development Foundation: Merawat Benih, Menumbuhkan Harapan Sejak 1970-an
Bayangkan, sejak tahun 1970-an, ketika Indonesia masih berusia sangat muda, mereka sudah memulai. Bapak Alex Arunggeary berdiri dengan tenang, namun kata-katanya penuh gairah. Ini bukan tentang proyek lima tahunan. Ini tentang perjalanan seumur hidup. Memberikan bibit, pupuk, tapi yang paling berharga: memberikan pengetahuan dan kapasitas pada masyarakat lokal. Mereka tidak hanya menanam kakao atau beternak sapi; mereka menanam keyakinan bahwa masyarakat Papua adalah tuan di negeri sendiri.
BUMMA Namblong: Ketika Masyarakat Adat Menjadi Arsitek Masa Depannya Sendiri
Lalu, ada BUMMA Namblong. Kisah mereka adalah epik modern tentang kedaulatan. 52.530 hektar wilayah adat. 0% deforestasi. Rp 5,5 miliar perputaran ekonomi. Angka-angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah nyanyian kemenangan. Mereka membangun dari dalam: kehutanan, pertanian, ekowisata, perikanan, peternakan. Mereka menunjukkan pada dunia: beri kami kesempatan mengelola, dan kami akan jaga ini lebih baik dari siapapun. “Berkontribusi kepada kesejahteraan dunia: alam, kemanusiaan, bumi.” Itu bukan slogan. Itu adalah janji yang mereka buktikan setiap hari.
PT. Ebier Suth Cokran: Kebangkitan Cokelat yang Dibangun dengan Air Mata dan Kebanggaan
Kemudian, ada cerita yang menyentuh paling dalam. Cerita tentang Coklat Ransiki (Cokran), maskot Papua Barat yang nyaris hilang. Flandy Roberti Botto dari PT. Ebier Suth Cokran berbicara dengan suara bergetar tentang perjuangan “jatuh bangun” menghidupkan kembali kebanggaan yang hampir punah. Tapi lihatlah sekarang! 88% tenaga kerja adalah putra daerah. Para pemilik hak ulayat kini menjadi pimpinan. Mereka tidak hanya bangkit; mereka meraih medali emas di ajang Cocoa of Excellence 2023! Ini lebih dari sekadar bisnis. Ini adalah pemulihan harga diri. Setiap biji kakao organik mereka adalah perlawanan terhadap keputusasaan, adalah deklarasi bahwa produk Papua bisa menjadi yang terbaik di dunia.
Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) & KOBUMI: Jembatan Menuju Dunia yang Lebih Adil
Perjuangan di hulu harus disambut dengan dukungan di hilir. Inilah peran KEM dan KOBUMI. Mereka adalah jembatan penghubung yang memastikan bahwa keringat petani dan perajin tidak sia-sia.
KEM, dengan 29 organisasinya, adalah pasukan pendukung yang memastikan komoditas hijau Papua punya tempat di pasar global. Mereka membuka akses pendanaan 200 juta USD, membentuk narasi, dan mendorong inovasi kebijakan. Mereka hadir untuk memastikan bahwa nilai tambah sebesar-besarnya kembali ke tangan masyarakat Papua.
KOBUMI, yang didirikan oleh 12 koperasi asal Papua dan Maluku, adalah kisah sukses yang nyata. Revenue ekspor 2 juta USD dalam setengah tahun! Dan semua keuntungannya dikembalikan untuk memberdayakan lebih banyak lagi masyarakat. Ini adalah siklus kebaikan yang nyata. Mereka membeli, memasarkan, dan memastikan produk lokal bernilai tinggi, sekaligus memperjuangkan hak-hak masyarakat adat.
Sebuah Simfoni Harapan untuk Papua dan Dunia
Dengarkan baik-baik. Setiap cerita dari Sorong pagi itu adalah sebuah nada dalam simfoni besar yang sedang digubah: simfoni harmoni antara manusia dan alam.
Mereka membuktikan bahwa kita tidak harus memilih antara sejahtera dan lestari. Kita bisa memiliki keduanya. Bahwa menjaga alam bukanlah pengorbanan, tetapi investasi terbaik untuk masa depan yang aman dan nyaman.
“Ko jaga alam, ko aman dan nyaman.”
Kalimat penutup itu bukan sekadar pepatah. Itu adalah kesimpulan dari segala perjuangan. Itu adalah warisan yang nyata, yang sedang ditulis dengan aksi nyata oleh para pejuang bioekonomi restoratif di Tanah Papua. Mereka tidak hanya merajut mimpi; mereka sedang merajut kenyataan. Sebuah kenyataan yang lebih hijau, lebih adil, dan penuh harapan untuk semua.
Kontributor: @JhonAndre
Editor: Tim Media