Y2FMedia — Generasi Z Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam meniti masa depan, terutama dalam pendidikan dan dunia kerja. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 20,31% dari Gen Z masuk dalam kategori NEET (Not in Education, Employment, or Training). Ini berarti bahwa mereka tidak sedang bersekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan. Fenomena ini mengisyaratkan adanya kesenjangan keterampilan yang signifikan, tantangan ekonomi, serta perubahan dinamika pasar kerja yang perlu diatasi.
Kesenjangan keterampilan adalah masalah yang mendesak. Banyak lulusan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri, sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Untuk mengatasi hal ini, Generasi Z perlu proaktif dalam mencari peluang pelatihan dan pendidikan yang relevan. Banyak lembaga pendidikan dan organisasi menawarkan kursus dan pelatihan yang dapat membantu meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja saat ini.
Selain itu, penting bagi Generasi Z untuk mengembangkan jaringan profesional. Jaringan ini dapat membantu mereka menemukan peluang kerja, mendapatkan mentor, dan belajar dari pengalaman orang lain. Menghadiri seminar, workshop, dan acara networking adalah cara yang baik untuk membangun koneksi yang dapat membuka pintu menuju kesempatan baru.
Adaptasi dengan perubahan juga menjadi kunci. Pasar kerja terus berubah, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi baru dan tren industri sangat penting. Generasi Z harus tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru di bidang mereka dan bersedia untuk belajar hal-hal baru. Fleksibilitas dan keterbukaan terhadap perubahan akan membantu mereka tetap relevan di dunia kerja.