Y2F.Media — Dalam sebuah studi baru yang terbit dalam Journal of Infectious Diseases, penggunaan antibiotik secara berulang, terutama pada anak dapat menimbulkan konsekuensi.
Dalam laman Medical Daily, Kamis, 17 April 2025 yang dilansir Antara, para peneliti menemukan bahwa paparan antibiotik yang sering pada anak dapat mengganggu keseimbangan mikroba usus yang rapuh. Ini yang menjadi pemicu berbagai kondisi alergi di kemudian hari, termasuk asma, alergi makanan, dan demam serbuk sari.
“Antibiotik memainkan peran penting dalam memerangi infeksi bakteri. Tetapi dokter harus berhati-hati saat meresepkan antibiotik kepada anak di bawah usia dua tahun. Karena penggunaan yang sering dapat memengaruhi hasil kesehatan jangka panjang,” kata Daniel Horton.
Studi tersebut juga mencatat adanya hubungan antara penggunaan antibiotik dan risiko cacat intelektual. Tetapi para peneliti memperingatkan bahwa perlu penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hubungan ini.
Namun tidak semua kondisi kesehatan anak terkait dengan penggunaan antibiotik. Misalnya tidak ada hubungan yang signifikan antara antibiotik dan risiko timbulnya penyakit autoimun seperti penyakit celiac, radang usus, atau juvenile idiopathic arthritis.
Hubungan penggunaan antibiotik dan risiko kesehatan juga bergantung pada jenis antibiotiknya. Semakin sering anak mengonsumsinya, maka semakin tinggi risikonya.
“Tidak semua infeksi pada anak kecil perlu diobati dengan antibiotik. Orang tua harus terus berkonsultasi dengan dokter anak mereka tentang perawatan terbaik,” kata Horton, profesor madya pediatri dan epidemiologi di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School.