Y2F.Media — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berhasil menciptakan dampak yang signifikan bagi masa depan calon tenaga kerja di provinsi yang berisi puluhan juta penduduk ini.
Pada Kamis, 20 Maret 2025, Dedi mengumumkan bahwa pemerintah akan menyiapkan 18.000 lapangan kerja untuk pabrik mobil listrik BYD yang segera beroperasi di Subang.
Berdasarkan pernyataan Dedi, pabrik tersebut akan membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memiliki keterampilan dalam bidang teknik dan elektronik.
Dalam konteks perubahan menuju energi berkelanjutan dan inovasi teknologi, permintaan akan tenaga kerja dalam bidang ini semakin meningkat.
“Kita baru saja rapat dengan pengelola kawasan industri. Pabrik BYD, pabrik mobil listrik, butuh 18.000 pekerja. Ini mencakup tenaga engineer dan elektronik. Tahun ini, kami siapkan,” ungkapnya dengan tegas.
Tindakan yang diambil oleh Dedi menunjukkan komitmen pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyediakan lapangan kerja untuk masyarakat setempat, terutama dalam era industri yang kian maju.
Menurutnya, hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk tidak hanya mengandalkan kerja sama dengan pihak swasta, tetapi juga menciptakan inovasi dalam pengembangan sumber daya manusia.
Dedi menegaskan bahwa pemerintah akan kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk mengantarkan calon tenaga kerja kepada kompetensi yang dibutuhkan oleh industri otomotif, khususnya dalam teknologi mobil listrik.
Kesiapan pemerintah provinsi sangat relevan dengan upaya Indonesia untuk bertransformasi menjadi salah satu pusat produksi kendaraan listrik, terutama di tengah pergeseran global menuju kendaraan ramah lingkungan.
Dengan investasi yang terus berdatangan seperti yang dilakukan BYD, Indonesia dapat melihat peluang untuk memperkuat posisinya dalam industri otomotif global.
Dedi juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi calon tenaga kerja yang belum memiliki keterampilan yang memadai. Melalui program pelatihan, mereka akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya untuk beradaptasi dengan pekerjaan baru tetapi juga untuk bersaing di era industri 4.0 yang semakin kompleks.
“Saya mendorong kerja sama antara pihak perusahaan dan pemerintah. Jangan biarkan masyarakat kehilangan kesempatan hanya karena kurangnya kualifikasi. Keterampilan harus ditingkatkan agar kita bisa memenuhi kebutuhan pasar,” lanjut Dedi.
Sebagai media yang meliput perkembangan ini, kami melihat tidak hanya peluang bagi individu, tetapi berdampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan sudah adanya jaminan dari pemerintah akan ketersediaan tenaga kerja, diharapkan investor lain juga akan melirik Jawa Barat sebagai lokasi strategis untuk berinvestasi.
Dalam menghadapi tantangan global dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan teknologi baru, kolaborasi antara pengusaha, pemerintah, dan lembaga pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.