y2f.media — Seringkali kita mendengar istilah ini disejajarkan dengan self-control (pengendalian diri) atau willpower (kemauan keras). Namun, benarkah demikian?
Para ahli psikologi memiliki pandangan yang lebih nuanced. Salah satunya adalah Angela Duckworth, seorang peneliti terkemuka di bidang ini. Dalam berbagai karyanya, Duckworth mendefinisikan disiplin diri sebagai “upaya pengaturan diri oleh diri sendiri.” Definisi ini menekankan pada aspek aktif dan intensional dalam mengelola diri.
Lebih lanjut, disiplin diri melibatkan kemampuan sadar untuk mengarahkan pikiran agar tetap fokus pada tujuan, mengelola emosi agar tidak menghambat tindakan produktif, dan pada akhirnya, mengendalikan perilaku untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ini bukan sekadar menahan diri dari godaan sesaat, melainkan sebuah proses berkelanjutan dalam memprioritaskan tujuan jangka panjang di atas kepuasan instan.
Lantas, apa implikasinya dalam kehidupan sehari-hari? Disiplin diri tampak menjadi fondasi penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pencapaian akademis dan karir, hingga kesehatan fisik dan mental. Individu dengan tingkat disiplin diri yang tinggi cenderung lebih gigih dalam menghadapi tantangan, lebih terorganisir dalam mencapai tujuan, dan lebih mampu mengelola stres.
Namun, penting untuk dicatat bahwa disiplin diri bukanlah bakat bawaan yang hanya dimiliki segelintir orang. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan ini dapat dipelajari dan dikembangkan melalui berbagai strategi dan latihan. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme kerja disiplin diri membuka peluang bagi setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kami akan berbagi lebih lanjut mengenai cara-cara efektif dalam melatih dan mengaplikasikan disiplin diri dalam kehidupan sehari-hari.
Opini: @yudhady28 | Yudha Adyaksa