Y2F. Media — Apa jadinya ketika sebuah film horor tidak terlalu sibuk menakut-nakuti, tapi malah sukses mengundang tawa tanpa kehilangan aroma mistis? Gerbang Setan, film garapan sutradara Toto Hoedi keluaran Setia One Vision yang tayang di bioskop sejak 17 Juli 2025. Dengan durasi sekitar 88 menit, film ini menghadirkan kombinasi unik antara horor ringan dan komedi segar yang dipenuhi dialog ceplas-ceplos.
Sinopsis
Lima sahabat—Diki (Mc Danny), Beni (Rizza Fahlevi), Rachel (Ummy Quary), Bagas (Renaga Tahier), dan Wina(Rachel Oldham), memberanikan diri mengikuti wisata horor ke Desa Lawase Urip setelah menemukan selebaran misterius di kampus. Awalnya penuh tawa dan keakraban, perjalanan itu berubah dramatis ketika mereka menyadari desa fiktif itu menyimpan ritual gelap: purnama darah diwarnai kepercayaan akan sesajen dan nyawa manusia sebagai penutup “Gerbang Setan”. Ketika batas antara lelucon dan realitas gaib makin kabur, mereka justru memasuki petualangan supranatural yang menegangkan.
Komedi yang Segar dan Familiar
Keunggulan utama Gerbang Setan terletak pada kekuatan lawakan yang mengalir dari chemistry para pemain. Komedi yang disajikan terasa natural, tidak dibuat-buat, dan dekat dengan keseharian penonton. Ummi Quary, misalnya, berhasil mencuri perhatian dalam satu scene tunggal yang nyaris jadi highlight film ini. Meski pendek, penampilannya yang ceplas-ceplos, tajam, dan penuh timing komedik sukses menghidupkan suasana.
Horor Jumpscare, Bikin Terkaget
Menariknya, Gerbang Setan tidak terlalu mengandalkan jumpscare. Seperti komedinya, sisi horornya juga dihadirkan secara ceplas-ceplos dan mengagetkan. Ada beberapa momen yang membuat bulu kuduk merinding, karena para hantu muncul secara tak terduka
Cerita Ringan, Tapi Agak Terpecah
Meski menghibur, alur cerita film ini terasa agak melompat. Beberapa transisi antaradegan terkesan kurang rapi, dan karena terlalu banyak tokoh, fokus cerita berpindah-pindah tanpa pengembangan karakter yang kuat. Beberapa plot terasa hanya jadi pengantar lawakan, bukan bagian dari pengembangan cerita utama. Tapi, sebagai hiburan, film ini tetap berhasil membuat penonton tertawa dan penasaran.
Lokasi dan Nuansa Lokal yang Kental
Satu hal yang cukup menarik adalah pilihan latar desa yang memberi nuansa lokal yang kuat. Walau tidak secara eksplisit menyebut Cirebon, banyak elemen visual dan dialog yang terasa familiar bagi penonton Jawa Barat, termasuk musik latar, logat, dan adat istiadat warga desa yang digambarkan.
Layak Tonton untuk yang Ingin Hiburan Ringan.
Gerbang Setan bukan film horor-komedi yang sempurna dari sisi teknis. Tapi sebagai tontonan yang menghibur, film ini berhasil memenuhi ekspektasi. Ini bukan film yang harus terlalu dipikirkan, cukup duduk, tertawa, dan sesekali merinding bersama.
Kontributor: @2tisya
Editor: Tim Y2F Media