Y2F.Media — Mudik Lebaran menjadi fenomena sosial-ekonomi yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian nasional. Dengan ada masyarakat selama mudik akan menciptakan efek berantai khususnya pada sektor pariwisata, UMKM dan ekonomi.
Fadhila Maulida, Peneliti Pusat Ekonomi Digital dan UMKM di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menuturkan sektor pariwisata terus bangkit usai Pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari tren perjalanan yang terus meningkat, khususnya saat Lebaran yang memicu lonjakan perjalanan domestik.
“Dari 2019-2024, daerah tujuan mudik wisatawan domestik mayoritas ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sementara daerah wisata domestik terbesar adalah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur,” ungkapnya dalam diskusi virtual bertajuk Ekonomi Lebaran Saat Cekak Anggaran, pada Rabu, 19 Maret 2025.
Perjalanan melalui darat, imbuh Fadhila, membuka peluang destinasi wisata seperti industri perhotelan dan kuliner dengan memanfaatkan mobilitas.
Destinasi wisata yang dekat dengan jalur mudik, jalan tol dan jalan arteri akan menangkap ekonomi lebih besar dibandingkan destinasi wisata yang jauh dari jalan utama.
Merujuk data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau turun 24% pada 2025 ketimbang 193,6 juta pemudik pada 2024.
“Fakta bahwa tujuan utama mudik masih terkonsentrasi di Jawa Timur dan Jawa Barat, menampilkan ketimpangan ekonomi antara kota besar dan daerah,” pungkas Fadhila.